
Berita Infotaiment Terupdate
JAKARTA – Nama Refal Hady kini semakin bersinar berkat perannya sebagai Daku dalam film *Cinta Tak Pernah Tepat Waktu* garapan sutradara Hanung Bramantyo. Dalam film ini, Refal memerankan karakter Daku, seorang penulis yang terus terjebak dalam kisah cinta yang datang di waktu yang salah. Ternyata, perjalanan emosional Daku sangat mirip dengan pengalaman pribadi Refal, yang justru membuatnya semakin mendalami karakter tersebut.
Daku, yang telah menjalin hubungan lima tahun dengan Nadya (diperankan oleh Nadya Arina), berada dalam dilema besar. Karena merasa belum siap untuk melangkah ke jenjang pernikahan, ia kehilangan Nadya yang akhirnya memilih menikah dengan orang lain. Kisah ini begitu menyentuh hati Refal, karena ia mengaku pernah mengalami hal yang serupa. Refal Hady Ceritakan Pengalaman Pribadi di Balik Perannya dalam Cinta Tak Pernah Tepat Waktu
JAKARTA – Refal Hady, yang kini tengah mendapat sorotan lewat film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, mengungkapkan bahwa karakter Daku sangat dekat dengan kisah pribadi. Dalam film tersebut, Daku terjebak dalam hubungan lima tahun dengan Nadya (Nadya Arina), namun merasa belum siap untuk melangkah ke jenjang pernikahan, hingga akhirnya Nadya menikah dengan orang lain.
Refal pun mengakui bahwa dirinya pernah mengalami hal serupa. Akhirnya, dia menikah dengan orang lain," ujar Refal, mengenang masa lalu yang penuh penyesalan.
Peran Daku, yang penuh keraguan dan penyesalan, ternyata membawa Refal untuk lebih mendalami rasa takut terhadap komitmen, yang bukan hanya karena hubungan itu sendiri, tetapi lebih karena ketidaksiapan diri.
Kisah ini bukan hanya tentang Daku, tapi juga tentang Refal, yang membuka sisi emosional terdalamnya untuk memerankan karakter dengan penuh penghayatan. "Akhirnya, dia memutuskan untuk menikah dengan orang lain," ujar Refal dengan nada penuh penyesalan saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat.
Peran Daku sendiri digambarkan penuh keraguan dan penyesalan. Ia merasa seperti waktu selalu tidak berpihak padanya, dan ini adalah perasaan yang sangat kuat dirasakan oleh Refal. "Daku adalah sosok yang penuh keraguan, ingin bebas tanpa beban, namun di sisi lain, dia belum bisa berdamai dengan dirinya sendiri. Banyak penyesalan yang dia rasakan. Semua itu aku gali dari pengalaman pribadiku," kata Refal dengan tulus.
Daku bukan hanya sekadar karakter fiksi bagi Refal, melainkan cerminan dari perjalanan emosional yang dialami banyak pria. Refal mengungkapkan bahwa ketakutan Daku terhadap komitmen bukan semata-mata tentang ketidakcocokan dengan pasangan, melainkan tentang ketidaksiapan diri untuk menjalani pernikahan dengan segala tanggung jawabnya.
Untuk bisa mendalami karakter Daku yang seorang penulis, Refal mengaku harus keluar dari zona nyaman. Dunia sastra bukanlah dunia yang akrab baginya, sehingga ia banyak berdiskusi dengan Hanung Bramantyo untuk memahami cara berpikir seorang penulis. Lewat pembicaraan-pembicaraan mendalam ini, Refal berhasil lebih menyelami peran Daku dan membawa karakter tersebut dengan penuh emosi.
Tak hanya sebagai aktor, Refal juga berhasil membuka sisi emosional terdalamnya melalui karakter Daku. Perjalanan pribadi yang mengharukan ini diharapkan dapat menyentuh hati penonton, karena karakter Daku yang penuh keraguan, penyesalan, dan ketakutan terhadap komitmen adalah bagian dari kisah cinta yang banyak orang bisa relate.
Melalui film ini, Refal semakin mengerti bahwa banyak pria yang merasa tertekan dengan tuntutan untuk menikah. Bukan karena mereka meragukan pasangan, tetapi lebih kepada ketidakpastian tentang kesiapan diri mereka sendiri untuk menghadapi kehidupan pernikahan yang penuh tanggung jawab.
"Cinta Tak Pernah Tepat Waktu" menjadi sebuah film yang tidak hanya menghibur, tapi juga mengajarkan kita tentang proses pencarian diri dan keteguhan hati dalam menghadapi keputusan besar dalam hidup. Kini, Refal Hady semakin dikenal tidak hanya sebagai aktor berbakat, tetapi juga sebagai sosok yang berani membuka kisah pribadi demi memahami peran dengan lebih dalam.