Deretan Musisi yang Menolak Direct License – Apa Alasannya?

Musik adalah ekspresi seni, tetapi di baliknya ada bisnis yang kompleks. Beberapa musisi ternama justru menolak sistem direct license. Mengapa? Simak deretan artis dan alasan mereka menentang praktik ini!

1. Taylor Swift – Perjuangan Hak Cipta
Taylor Swift dikenal vokal menentang direct license, terutama setelah konflik dengan label lamanya. Ia merasa sistem ini sering merugikan musisi dalam hal royalti dan kontrol atas karya.

Kata Swift: "Seniman harus memiliki hak penuh atas musik mereka. Direct license bisa mengikis itu."

2. Radiohead – Independensi di Atas Segalanya
Radiohead memilih rute independen sejak lama. Thom Yorke pernah menyebut direct license sebagai "cara cepat untuk kehilangan esensi musik." Bagi mereka, kreativitas tidak boleh dikendalikan oleh kontrak sepihak.

3. Beyoncé – Kontrol Kreatif vs. Komersialisasi
Queen Bey sangat protektif terhadap karyanya. Direct license dianggap membatasi kebebasan artistik dan mempermudah eksploitasi musik tanpa kompensasi adil.

Pernyataan Tim Beyoncé: "Kami memprioritaskan kolaborasi yang setara, bukan lisensi instan."

4. Ed Sheeran – Royalti yang Adil
Ed Sheeran kerap bersuara tentang pentingnya royalti transparan. Ia menolak direct license karena dianggap menguntungkan platform ketimbang pencipta lagu.

Kritik Sheeran: "Musisi harus dibayar dengan pantas, bukan hanya jadi konten murah."

5. Billie Eilish & Finneas – Seni Bukan Komoditas
Duo kakak-beradik ini menolak mentah-mentah direct license. Finneas pernah bilang, "Musik bukan sekadar produk, tapi cerita dan emosi." Mereka khawatir sistem ini mengubah lagu menjadi komoditas tanpa nilai.

Kenapa Direct License Kontroversial?
Minimnya Royalti: Musisi sering dibayar sangat rendah.

Hilangnya Kendali Kreatif: Lagu bisa dipakai tanpa persetujuan penuh.

Eksploitasi oleh Platform: Streaming services dapat untung besar, sementara artis dapat sedikit.