
Berita Infotaiment Terupdate
Lucky Hakim, mantan staf khusus Dedi Mulyadi, ramai diperbincangkan setelah mengaku liburan ke luar negeri tanpa izin atasan sebelumnya. Ia pun meminta maaf secara terbuka, namun menyelipkan kalimat yang mengundang tafsir: "Itu hak beliau, tapi...".
Liburan Kontroversial yang Bikin Gaduh
Lucky Hakim mengungkapkan bahwa liburannya ke luar negeri dilakukan tanpa pemberitahuan resmi kepada Dedi Mulyadi, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat. Meski ia meminta maaf, netizen dan pengamat politik mempertanyakan etika seorang staf khusus yang mengambil cuti tanpa koordinasi.
"Saya sadar seharusnya ada komunikasi lebih dulu, tapi waktu itu ada beberapa pertimbangan pribadi," ujarnya.
Respons Dedi Mulyadi yang Dinanti
Hingga kini, Dedi Mulyadi belum memberikan tanggapan langsung terkait permintaan maaf Lucky Hakim. Namun, sumber internal menyebutkan bahwa hal ini sempat menjadi pembicaraan internal di lingkungan pemerintahan Jabar.
Beberapa pihak menilai Lucky seharusnya lebih profesional, sementara yang lain memahami bahwa setiap orang berhak mengambil waktu untuk diri sendiri.
Netizen Terbelah: Salah Etika atau Hak Pribadi?
Di media sosial, komentar netizen terbelah. Ada yang menyayangkan tindakan Lucky karena dianggap tidak profesional, sementara yang lain membelanya dengan alasan "setiap pekerja juga punya hak libur."
"Kalau mau liburan ya izin dulu, apalagi jadi staf pejabat publik," tulis salah satu warganet.
"Nggak mungkin kan liburan harus lapor terus? Asal tugas nggak terbengkalai, ya gapapa," balas akun lain.
Pelajaran dari Kasus Ini
Kasus ini memicu diskusi tentang batasan antara hak pribadi dan tanggung jawab profesional, terutama bagi mereka yang bekerja di ranah publik. Apakah liburan tanpa izin bisa dimaklumi selama pekerjaan tetap berjalan, atau justru menjadi indikator kurangnya kedisiplinan?